Subuh....
Derit pintu yang begitu memekakan telinga coba ku abaikan...
Bersahutan suara adzan selalu aku lenyapkan...
Dingin udara pun selalu aku tepis dengan selimut tangisan...
tidak ada yang aku lakukan dikala dini hari datang...
Semua masih terasa beku..
Bahkan cintaku pada Sang Khalik pun semakin beku...
Duhur...
Sengatan matahari masih belum bisa membangkitkan ku dalam semangat...
Gema suara adzan yang berkumandang ditengah hiruk pikuk aktifitas kota, tetap tidak bisa menyadarkanku akan waktu....
Asar...
Sejuk angin senja yang menyeruak masuk dalam ruangku tidak mampu membangunkanku dari kebisuan..
Gemertak suara anak-anak menyuarakan Al-Qur'an, seakan sepi bagi ku...
Magrib....
Hanya sedikit suara berada diwaktu ini..
Isya....
Semakin sepi aku rasakan waktu...
Terhimpit dan semakin terhimpit oleh kebencian yang meradang...
Entah benci pada siapa?
Pada Tuhan kah? yang telah menyerukan keramaian pada dunia pesakitan ini...
Atau pada ciptaan-Nya yang telah membuatku mati namun tetap bernyawa???
Tuhan, aku menantikan keaddilan-Mu seperti aku menantikan gema suara Adzan-Mu..
Namun, ketika Engkau enggan menyuarakan keadilan itu. mungkin aku akan benar-benar tenggelam bersamaan dengan habisnya waktu isya yang sunyi...
Derit pintu yang begitu memekakan telinga coba ku abaikan...
Bersahutan suara adzan selalu aku lenyapkan...
Dingin udara pun selalu aku tepis dengan selimut tangisan...
tidak ada yang aku lakukan dikala dini hari datang...
Semua masih terasa beku..
Bahkan cintaku pada Sang Khalik pun semakin beku...
Duhur...
Sengatan matahari masih belum bisa membangkitkan ku dalam semangat...
Gema suara adzan yang berkumandang ditengah hiruk pikuk aktifitas kota, tetap tidak bisa menyadarkanku akan waktu....
Asar...
Sejuk angin senja yang menyeruak masuk dalam ruangku tidak mampu membangunkanku dari kebisuan..
Gemertak suara anak-anak menyuarakan Al-Qur'an, seakan sepi bagi ku...
Magrib....
Hanya sedikit suara berada diwaktu ini..
Isya....
Semakin sepi aku rasakan waktu...
Terhimpit dan semakin terhimpit oleh kebencian yang meradang...
Entah benci pada siapa?
Pada Tuhan kah? yang telah menyerukan keramaian pada dunia pesakitan ini...
Atau pada ciptaan-Nya yang telah membuatku mati namun tetap bernyawa???
Tuhan, aku menantikan keaddilan-Mu seperti aku menantikan gema suara Adzan-Mu..
Namun, ketika Engkau enggan menyuarakan keadilan itu. mungkin aku akan benar-benar tenggelam bersamaan dengan habisnya waktu isya yang sunyi...